Kamis, 19 Juni 2014

Psikodiagnostik: Kode etik dalam psikologi

Diposting oleh Unknown di 23.53 0 komentar
MUKADIMAH
Kode Etik Psikologi merupakan hasil nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan nilai luhur tersebut Pendidikan Tinggi Psikologi telah menghasilkan Psikolog dan Ilmuwan Psikologi yang senantiasa menghargai dan menghormati harkat maupun martabat manusia serta menjunjung tinggi terpeliharanya hak-hak asasi manusia. Oleh karena itu, Psikolog dan Ilmuwan Psikologi selalu melandaskan adap aynnataigek malad tubesret ialin-ialin adap iridbidang pendidikan, penelitian, pengabdian diri serta pelayanan dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang perilaku manusia, baik dalam bentuk pemahaman bagi dirinya maupun pihak lain, serta memanfaatkan pengetahuan dan kompetensinya bagi kesejahteraan umat manusia.

Kenyataan yang seperti itu, telah menuntut kesadaran dan tanggungjawab bagi Psikolog dan Ilmuwan Psikologi untuk selalu berupaya menjamin kesejahteraan umat manusia dan memberikan per-lindungan kepada masyarakat pengguna layanan psikologi, serta semua pihak yang terkait dengan layanan psikologi atau pihak yang menjadi objek dari studinya.

Pengetahuan, kompetensi, ketrampilan dan pengalaman yang dimiliki Psikolog dan Ilmuwan Psikologi, hendaknya hanya digunakan bagi tujuan yang mendasarkan pada prinsip yang taat asas dan nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya, dengan disertai upaya-upaya untuk mencegah penyalahgunaan yang dilakukan oleh komunitas psikologi dan pihak lain.

Tuntutan kebebasan dalam menyelidiki dan mengkomunikasikan hasil kegiatan di bidang pe-nelitian, pengajaran, pelatihan, layanan psikologi, maka hasil konsultasi dan publikasinya harus dapat dipahami oleh Psikolog dan Ilmuwan Psikologi dengan penuh tanggung jawab.

Kompetensi dan obyektivitas dalam menerapkan kemampuan profesional sesuai dengan bidangnya sangat terikat dan memperhatikan pemakai jasa, rekan sejawat serta masyarakat pada umumnya.

Pokok-pokok pemikiran tersebut, selanjutnya dirumuskan menjadi KODE ETIK PSIKOLOGI INDO-NESIA, sebagai perangkat nilai-nilai untuk ditaati dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dalam melakukan kegiatan selaku Psikolog dan Ilmuwan Psikologi di Indonesia

  1. BAB I      PEDOMAN UMUM
    • Pasal 1      Pengertian
    • Pasal 2      Prinsip Umum
  2. BAB II    MENGATASI
    • Pasal 3      Majelis Psikologi Indonesia
    • Pasal 4      Penyalahgunaan di bidang Psikologi
    • Pasal 5      Penyelesaian Isu Etika
    • Pasal 6      Diskriminasi yang tidak adil terhadap Keluhan
  3. BAB III   KOMPETENSI
    • Pasal 7      Ruang Lingkup Kompetensi
    • Pasal 8      Peningkatan Kompetensi
    • Pasal 9      Dasar-Dasar Pengetahuan Ilmiah dan Sikap Profesional
    • Pasal 10    Pendelegasian Pekerjaan Pada Orang Lain
    • Pasal 11    Masalah dan Konfik Personal
    • Pasal 12    Pemberian Layanan Psikologi dalam Keadaan Darurat
  4. BAB IV   HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
    • Pasal 13    Sikap Profesional
    • Pasal 14    Pelecehan
    • Pasal 15    Penghindaran Dampak Buruk
    • Pasal 16    Hubungan Majemuk
    • Pasal 17    Konfik Kepentingan
    • Pasal 18    Eksploitasi
    • Pasal 19    Hubungan Profesional
    • Pasal 20    Informed Consent
    • Pasal 21    Layanan Psikologi kepada dan/atau Melalui Organisasi
    • Pasal 22    Pengalihan dan Penghentian Layanan Psikologi
  5. BAB V    KERAHASIAAN REKAM dan HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGI
    • Pasal 23    Rekam Psikologi
    • Pasal 24    Mempertahankan Kerahasiaan Data
    • Pasal 25    Mendiskusikan Batasan Kerahasiaan Data kepada Pengguna Layanan Psikologi
    • Pasal 26    Pengungkapan Kerahasiaan data
    • Pasal 27    Pemanfaatan Informasi dan Hasil Pemeriksaan Psikologi untuk Tujuan Pendidikan atau Tujuan Lain
  6. BAB VI   IKLAN dan PERNYATAAN PUBLIK
    • Pasal 28    Pertanggungjawaban
    • Pasal 29    Keterlibatan Pihak Lain Terkait Pernyataan Publik
    • Pasal 30    Deskripsi Program Pendidikan Non Gelar
    • Pasal 31    Pernyataan Melalui Media
    • Pasal 32    Iklan Diri yang Berlebihan
  7. BAB VII  BIAYA LAYANAN PSIKOLOGI
    • Pasal 33    Penjelasan Biaya dan Batasan
    • Pasal 34    Rujukan dan Biaya
    • Pasal 35    Keakuratan Data dan Laporan kepada Pembayar atau Sumber Dana
    • Pasal 36    Pertukaran/Barter
  8. BAB VIII PENDIDIKAN dan/atau PELATIHAN
    • Pasal 37    Pedoman Umum
    • Pasal 38    Rancangan dan Penjabaran Program Pendidikan dan/atau Pelatihan
    • Pasal 39    Keakuratan dalam Pendidikan dan/atau Pelatihan
    • Pasal 40    Informed Consent dalam Pendidikan dan/atau Pelatihan
    • Pasal 41    Pengungkapan Informasi Peserta Pendidikan dan/atau Pelatihan
    • Pasal 42    Kewajiban Peserta Pendidikan dan/atau Pelatihan untuk mengikuti Program Pendidikan yang disyaratkan
    • Pasal 43    Penilaian Kinerja Peserta Pendidikan dan/atau Pelatihan atau Orang yang di Supervisi
    • Pasal 44    Keakraban Seksual dengan Peserta Pendidikan dan/atau Pelatihan atau Orang yang di Supervisi
  9. BAB IX   PENELITIAN dan PUBLIKASI
    • Pasal 45    Pedoman Umum
    • Pasal 46    Batasan Kewenangan dan Tanggung Jawab
    • Pasal 47    Aturan dan Izin Penelitian
    • Pasal 48    Partisipan Penelitian
    • Pasal 49    Informed Consent dalam Penelitian
    • Pasal 50    Pengelabuan/Manipulasi dalam Penelitian
    • Pasal 51    Penjelasan Singkat /Debriefing
    • Pasal 52    Penggunaan Hewan untuk Penelitian
    • Pasal 53    Pelaporan dan Publikasi Hasil Penelitian
    • Pasal 54    Berbagi Data untuk Kepentingan Profesional
    • Pasal 55    Penghargaan dan Pemanfaatan Karya Cipta Pihak Lain
  10. BAB X    PSIKOLOGI FORENSIK
    • Pasal 56    Hukum dan Komitmen terhadap Kode Etik
    • Pasal 57    Kompetensi
    • Pasal 58    Tanggung Jawab, Wewenang dan Hak
    • Pasal 59    Pernyataan Sebagai Saksi atau Saksi Ahli
    • Pasal 60    Peran Majemuk dan Profesional Psikolog dan/ atau Ilmuwan Psikologi
    • Pasal 61    Pernyataan Melalui Media terkait dengan Psikologi Forensik
  11. BAB XI   ASESMEN
    • Pasal 62    Dasar Asesmen
    • Pasal 63    Penggunaan Asesmen
    • Pasal 64    Informed Consent dalam Asesmen
    • Pasal 65    Interpretasi Hasil Asesmen
    • Pasal 66    Penyampaian Data dan Hasil Asesmen
    • Pasal 67    Menjaga Alat, Data dan Hasil Asesmen
  12. BAB XII  INTERVENSI
    • Pasal 68    Dasar Intervensi
  13. BAB XIII PSIKOEDUKASI
    • Pasal 69    Batasan Umum
    • Pasal 70    Pelatihan dan Tanpa Pelatihan
  14. BAB XIV KONSELING PSIKOLOGI dan TERAPI PSIKOLOGI
    • Pasal 71    Batasan Umum
    • Pasal 72    Kualifikasi Konselor dan Psikoterapis
    • Pasal 73    Informed Consent dalam Konseling dan Terapi
    • Pasal 74    Konseling Psikologi/Psikoterapi yang melibatkan Pasangan atau Keluarga
    • Pasal 75    Konseling Kelompok dan Terapi Kelompok
    • Pasal 76    Pemberian Konseling Psikologi/Psikoterapi bagi yang Menjalani Konseling Psikologi/Psikoterapi sebelumnya
    • Pasal 77    Pemberian Konseling Psikologi/Psikoterapi kepada mereka yang pernah terlibat Keintiman/Keakraban Seksual
    • Pasal 78    Penjelasan Singkat/Debriefing Setelah Konseling Psikologi/Psikoterapi
    • Pasal 79    Penghentian Sementara Konseling Psikologi/ Psikoterapi
    • Pasal 80    Penghentian Konseling Psikologi/Psikoterapi
PENUTUP
Kode Etik Psikologi Indonesia ini disusun secara terperinci sehingga sudah merupakan satu ke-satuan untuk dijadikan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Profesional bagi Psikolog dan Ilmuwan Psikologi. Keberadaannya Kode etik Psikologi Indonesia sudah mulai dirintis sejak Kongres I Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia tahun 1979, dan dievaluasi nilai kegunaannya sesuai dengan perkembangan tuntutan kehidupan masyarakat Indonesia, melalui Kongres II, III, IV, V, VI, VII Ikatan Sarjana Psikologi Indonesia dan Kongres VIII, IX, X dan XI Himpunan Psikologi Indonesia




Sumber:
http://himpsi.or.id/kode-etik-psikologi-indonesia

Psikodiagnostik: Interpretasi tes psikologi

Diposting oleh Unknown di 23.15 0 komentar
Interpretasi adalah analisa sesuatu apa yang selalu kita lakukan. Kita memberikan arti pada suatu kejadian, mimpi, tingkah laku seseorang. Kita melakukan interpretasi apabila berhadaan dengan sesuatu hal yang kita duga.

Pada pemeriksaan psikodiagnosis, dimana dalam tahap akhir seorang psikolog diharapkan dapat membuat suatu sintesis, suatu gambaran atau suatu diagnosis mengenai “struktur psikis”, ia akan membicarakan tentang sifat, bakat atau kemampuan. Dan disitulah seorang psikolog akan melakukan interpretasi psikologis, yakni memberikan arti kepada gejala-gejala yag ia jumpai yang merupakan ekspresi dari suatu potensi seorang yang dihadapi.

Interpretasi (penafsiran) adalah suatu analisa seseorang terhadap suatu kejadia atau peristiwa tentang obyektif atau subyektif. Leon H. Levy dalam buku yang berjudul “Psychological Interpretation” (1963) menyatakan bahwa interpretasi psikologis adalah suatu kegiatan yang dilakukan apabila ada suatu keadaan yang sulit untuk dipahami secara biasa atau secara langsung. Pada dasarnya interpretasi terdiri dari kegiatan memberikan suatu kerangka referensi yang lain atau mengemukakan suatu bahsa lain begi sejumlah observasi atau tingkah laku, dengan tujuan agar hal ini dapat dipergunakan.


Jadi, interpretasi psikologis mengenai suatu hal atau isi pada suatu kejadian. Menurut Levy, terdiri dari suatu pemberi definisi kembali, atau pemberi struktur pada situasi, melalui penyaji suatu deskripsi lain mengenai tingkah laku atau apa yang diamatinya.


Sebenarnya apa yang kita lihat itu tidak pernah dari sendirinya mempunyai suatu arti. Semua peristiwa disekitar kita tidak mempunyai arti sebelum kita memberikan arti padanya. Arti yang kita berikan pada suatu kejadian atau peristiwa “interpretasi” terhadap peristiwa itu akan ditentukan bersama yakni oleh peristiwa itu sendiri, dan juga oleh kepentingan, latar belakang, dan pengalaman kita sebagai interpreter. Ada perbedaan antara interpretasi psikologis dengan interpretasi yang lainnya. Perbedaan tersebut terletak dalam penggunaan kerangka teoritis.


Evaluasi Psikologis
Interpretasi bukanlah berarti “mencari kebenaran” dari suatu peristiwa. Suatu peristiwa bisa memungkinkan bermacam-macam interpretasi.
Dalam interpretasi psikologis, dapat mencari kerangka-kerangka referensi psikologis, yang paling sesuai dengan tujuan kebutuhan kita, dan yang sesuai atau konsisten dengan kerangka teoritis yang kita bawa kedalam situasi atau peristiwa yang di interpretasikan. Dengan demikian, terhadap suatu interpretasi, kita tidak dapat mengadakan penilaian benar atau salah, meskipuan kadang-kadang kita dapat menyatakannya sebagai tepata atau kurang tepat.
Jenis-jenis interpretasi
  1. Interpretasi tidak langsung; pada umumnya dalam bentuk pusat informasi, film, program slide terpadu, rambu-rambu petunjuk, dan papan informasi.
  2. Interpretasi langsung; adalah kegiatan yang secara langsung dilakukan oleh interpreter uang berinteraksi secara langsung dengan pengunjung.
Tahapan-tahapannya interpretasi
  1. Aspek semantic, merupakan mengubah data atau transformasi data (peristiwa, dinyatakan pernyaan).
  2. Aspek sematik, merupakan formulasi mengenai hubungan-hubungan dan hubungan ini dirumuskan yang berdasarkan suatu teori tertentu

     ada link tambahan, jika ingin melihat silahkan klik link berikut "Etika dalam Asesmen Psikologi"




    sumber:
    http://insan-muda.blogspot.com/2009/06/interpretasi-psikologi-evaluasi.html

Sabtu, 07 Juni 2014

Psikodiagnostik: teknik wawancara

Diposting oleh Endah Ayu Apriliana di 20.31 0 komentar
A. PENGERTIAN
Wawancara adalah metode yang mendasarkan diri pada laporan verbal (verbal report) di mana terdapat hubungan langsung antar si penyidik dan subjek yang diselidiki. Jadi dalam metode ini ada “face to face relation” antara penyelidik dan yang diselidiki.

Sedangkan menerut Sundberg (1977) wawancara adalah “interview is a sharing of perspectives and information between to people metting together”. Jadi dalam wawancara akan terjadi pertukaran pandangan dan informasi antara dua orang yang bertemu.


B. KEDUDUKAN WAWANCARA DALAM PSIKODIAGNOSTIK
Wawancara mempunyai peran penting dalam psikodiagnostik sebagai metode untuk mendapatkan data maupun mencocokkan konstansi yang telah ditetapkan berdasar atas metode-metode lain. Terutama dalam keadaan-keadaan di mana diperlukan perlakuan secara individual , metode wawancara ini mempunyai peran yang sangat besar


C. TUJUAN WAWANCARA
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi dimana interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh interviewee


D. JENIS-JENIS WAWANCARA
  • berdasarkan macamnya, wawancara dibagi menajdi 3, yaitu:
    1. wawancara untuk aplikasi dan organisasi industri (personal interview). misalnya wawancara dalam seleksi calon karyawan pabrik
    2. wawancara untuk aplikasi klinis (clinical interview). misalnya wawancara riwayat, keluhan dan riwayat hidup klien
    3. wawancara untuk aplikasi riset (research interview). Misalnya di bidang riset atau survei
  • berdasarkan bentuknya, wawancara dibagi menjadi 3 juga, yaitu:
    1. Wawancara bebas / tidak terstruktur
      • Wawancara yang tidak memiliki arah pembicaraan yang jelas. Kelebihan wawancara ini adalah pembicaraan akan berlangsung dalam suasana yang bebas dan santai. Kelemahan dari wawancara ini adalah pembicaraan akan mudah menyimpang ke arah lain / tidak fokus
    2. Wawancara terstruktur
      • Wawancara yang memiliki topik pembicaraan yang sudah ditentukan lebih dahulu. Kelebihan wawancara ini adalah isi pembicaraan akan lebih fokus. Kelemahan wawancara ini adalah terlalu formil dan kaku, sehingga subjek mungkin dapat tidak berterus terang dalam menjawab pertanyaan
    3. Wawancara terarah
      • Teknik wawancara dengan menggabungkan kedua teknik sebelumnya, yaitu dimulai dengan bentuk tidak terstruktur, lalu menjadi bentuk terstruktur. Hal ini menghindari kelemahan kedua teknik sebelumnya dan mengambil kelebihan kedua teknik sebelumnya

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM WAWANCARA
  • waktu
  • isi wawancara
  • respon yang diharapkan
    • jawaban yang terbuka
    • jawaban yang tertutup
  • umpan balik : suatu usaha untuk memperjelas informasi yang diperoleh.
  • Paraphrasing : mengungkapkan kembali apa yg dikatakan dari orang yg diwawancarai.
  • Perception Checking : mencari kesamaan persepsi dari yang mewawancarai & yg diwawancarai.
  • dalam wawancara :
    • Komunikasi berbentuk verbal & non verbal
    • Sangat penting untuk membentuk relasi antar personal
    • Pertanyaan mempunyai tujuan & arah


F. KELEBIHAN METODE WAWANCARA
  • Tidak membutuhkan peralatan atau perlengkapan khusus
  • Dapat dilakukan dimana saja
  • Merupakan hal biasa dalam interaksi social sehingga memungkinkan untuk mengumpulkan sampel tentang perilaku verbal atau non verbal individu secara bersamaan
  • Memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Interview bebas melakukan inquiry terhadap topic pembicaraan
  • Merupakan tehnik yg tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi
  • Dapat dilaksanakan pada setiap individu & pd setiap tingkat usia
  • Tidak dibatasi oleh kemampuan membaca atau menulis
  • Bisa dilakukan serempak sambil diobservasi
  • Data yang masuk lebih banyak & lebih tepat
  • Kerahasiaan pribadi lebih terjamin


G. KELEMAHAN METODE WAWANCARA
  • Membutuhkan waktu, tenaga dan biaya lebih banyak
  • Sangat tergantung individu yang di wawancarai 
  • Dilaksanakan oleh orang yang ahli
  • Mudah dipengaruhi oleh situasi sekitar 
  • Subyektifitas sangat mempengaruhi hasil



sekian dan terima kasih
KEEP SPIRIT \(^o^)/



sumber:
- samuelnugraha.files.wordpress.com/2012/09/psikodiagnostik-sam.docx

Jumat, 30 Mei 2014

Analisis film Identity (2003)

Diposting oleh Endah Ayu Apriliana di 21.25 1 komentar
untuk pertama kalinya mas seta nyuruh kita buat analisis film yg berbau tentang psikologi, WAWWW!!! yupp kita langsung capcus ciiinndtttt..


Sinopsis
secara umum garis besar, ini latar tempat dan waktunya silih berganti gitu deh, awalnya di pengadilan, tiba-tiba pindah ke motel pinggir jalan, tiba-tiba pindah lagi ke pengadilan. alur ceritanya juga kaya flashback gitu. yang pasti film ini bercerita tentang 10 orang dewasa dan 1 anak terjebak badai yg memaksakan mereka untuk menginap disebuah motel pinggir jalan, kemudian satu persatu dari mereka mati dengan cara yg sangat misterius. terus setelah browsing disekian banyak link, ternyata Identity ini merupakan film kategori thriller yg mana mempunyai plot yang twist ending. film ini juga termasuk "the 10 best movie twist ending of the decade" di movieline.com pada tahun 2009. weewww. apa sih twist ending itu? ya singkatnya itu merupakan film yg endingnya gak terduga dan gak ketebak seperti yg kita bayangkan.

akhir dr cerita, ternyata si timothy inilah pembunuh misterius tersebut. gak diduga ternyata yng bunuh anak kecil! eits, tapi anak kecil ini hanyalah khayalan dr Malcolm Rivers yg mana mengidap multiple personality atau kepribadian ganda. masih bingung? tonton aja deh soalnya lebih baik nonton daripada baca, lebih seru, lebih greget


Analisis menurut psikologi
dari yg udah kita ketahui dr film tersebut bahwa malcolm mempunyai gangguan yang disebut gangguan identitas disosiatif (atau yg dulu dikenal dengan gangguan kepribadian majemuk) adl gangguan jiwa yang berasal dari akibat sampingan dari trauma parah pada masa kanak-kanak (umur 3-11tahun) dan remaja (umur 12-18tahun).
individu biasanya mengalami pengalaman traumatis yang cukup ekstrem dan terjadi berulang kali yang mengakibatkan terbentuknya dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Masing-masing individu dengan ingatan sendiri, kepercayaan, perilaku, pola pikir, serta cara melihat lingkungan dan diri mereka sendiri. Setidaknya dua kepribadian ini secara berulang memegang kendali penuh atas tubuh si individu.

kita tau bahwa malcolm dikurung dan ditinggal ibunya di dalam kamar mandi. ia mengakui bahwa ia dikurung selama ibunya sibuk. sedangkan ibunya adalah seorang pelacur. pada saat itu dia berumur 9 tahun. terus psikiaternya pun bilang "saat berhadapan dg trauma yg hebat, pikiran seorang anak bisa terpecah dan menciptakan identitas yg berbeda. itu yg terjadi pada malcolm, dia menderita kondisi umu yg dikenal dengan Sindrom Kepribadian Ganda". saat itu malcolm yang merasa dirinya sbg supir aktris (edward) tidak percaya kalau dia merupakan salah satu kepribadian yg lain. lalu psikiater bilang bahwa semua org yg ada dimotel pinggir jalan itu diciptakan oleh malcolm sbg seorang anak-anak. malcolm yg sedang menjalani perawatan medis memaksa semua identitasnya saling berhadapan untuk pertama kalinya. psikiater yg tau akan hal itu sengaja membiarkannya walaupun terjadi kekerasan, agar identitas yg dibuat oleh malcolm jadi berkurang.malcolm yg sering berada dalam dunia khayalnya membuat pembunuhnya terbunuh sehingga tersisa hanya 1 kepribadian saja. dan yang tersisa adalah paris. tetapi seperti yg kita tau, dia mempunyai gangguan identitas, membuat cerita ini masih berlanjut. ternyata pembunuhan dr semua ini adalah timothy yg ada dlm diri malcolm, dan malcolm tak sadar bahwa ia telah membunuh psikiaternya sendiri. sebelumnya psikiaternya pun bertanya kepada hakim "yang dihukum raganya atau pikirannya? raganya yg melakukan pembunuhan itu memang benar, org yg berada didalamnya tidak melakukannya" lalu yg lain menyahut bahwa kejahatan yg ada dalam diri malcolm telah dieksekusi. karena bingung, seseorang tidak bisa dihukum karena mempunyai gangguan identitas apalagi ia tidak sadar dengan apa yg diperbuat, membuat pengeksekusian malcolm ditunda dan dibawa ke RS Jiwa Negara.

penyebab awalnya mengapa malcolm mempunyai kepribadian ganda dikarenakan trauma berkepanjangan yg dialaminya saat berumur 9 tahun. traumanya berbentuk abuse, yg mana ia ditelantarkan begitu saja di kamar mandi disebuah motel oleh ibunya sendiri. Freud mengatakan bahwa trauma pada masa kanak-kanak adalah kejadian paling berpeluang mengakibatkan gangguan kepribadian seseorang. Pada masa kanak-kanak itulah kepribadian mulai berkembang dan terbentuk. Saat terjadi pengalaman buruk, pengalaman-pengalaman tersebut sebisa mungkin akan di tekan (repress) ke dalam alam bawah sadar. Namun ada beberapa kejadian yang benar-benar tidak bisa ditangani oleh penderita, sehingga memaksanya untuk menciptakan sosok pribadi lainnya yang mampu menghadapi situasi itu. Kepribadian-kepribadian baru akan terus muncul apabila terjadi lagi suatu peristiwa yang tidak bisa teratasi. Munculnya kepribadian-kepribadian itu tergantung pada situasi yang dihadapi. Kepribadian aslinya cenderung tidak mengetahui keberadaan kepribadian lainnya, karena memang hal itu yang diinginkan, yaitu melupakan hal-hal yang telah diambil alih oleh kepribadian lainnya. wajar saja malcolm tidak mengetahui jati dirinya sendiri


teknik yg digunakan dalam analisis
seperti yg kita ketahui dalam film, bahwa malcolm sedang dalam perawatan medis. psikiaternya berupaya mengungkap dan menemukan semua kepribadian yang terdapat dalam diri penderita dengan proses wawancara. Pada saat diwawancara, terkadang malcolm tidak sadarkan diri, tetapi dengan cara itulah psikiaternya dapat memanggil/ bertemu dengan kepribadian-kepribadian lainnya. Memahami peran dan fungsi masing-masing kepribadian. psikiater akan berusaha untuk membangun hubungan yang baik dan efektif dengan setiap kepribadian dan berusaha untuk menjadi sosok yang dapat dipercaya dan memberikan perlindungan. Setelah mengetahui, memahami, dan memiliki hubungan yang baik dengan setiap kepribadian, proses selanjutnya adalah membuat kepribadian aslinya untuk bisa menerima dan membuka diri kepada kepribadian lainnya. Pada kebanyakan kasus yang terjadi kepribadian asli tidaklah sadar akan keberadaan sosok lain dalam dirinya. Namun, kepribadian-kepribadian lainnya sadar akan keberadaan sosok asli. tetapi dalam kasus malcolm ini kepribadian asli sadar akan kepribadian yg lain sedangkan kepribadian yg lain tidak sadar akan keberadaan sosok asli dalam dirinya, menyebabkan malcolm tidak mengenali dirinya sendiri saat melihat pantulan dirinya. Proses ini tidak berjalan dengan mudah, karena setelah penyatuan tersebut individu biasanya akan merasakan kembali hal-hal yang dialami kepribadian lainnya. Kembalinya ingatan tersebut membuat masalah baru bagi individu, dan membutuhkan penanganan lainnya. 

sebelumnya juga psikiaternya bilang kalau ia melewatkan temu janji yg terakhir. nah dari sini juga kita dapat mengetahui bahwa psikiaternya juga melakukan wawancara klinis terstruktur, yg mana menggunakan diagnosis dan penjadwalan yg terstruktur.



sekian analisis film dari saya, KEEP SPIRIT \(^O^)/

Selasa, 27 Mei 2014

Psikodiagnostik: Teknik Observasi

Diposting oleh Endah Ayu Apriliana di 22.15 0 komentar

A. PENGERTIAN
menurut Pauline Young, observasi adalah suatu studi yg dilakukan dengan sengaja/terencana dan sistematis melalui penglihatan/pengamatan thd gejala-gejala spontan yg terjadi saat itu


B. KEDUDUKAN OBSERVASI DALAM PSIKODIAGNOSTIK
kedudukan observasi dalam psikodiagnostik berkaitan dengan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis untuk penegakan diagnosis psikologis


C. FUNGSI OBSERVASI

  1. sbg metode pembantu dalam penelitian yang bersifat eksploratif
    • bila kita belum mengetahui pemasalahannya, biasanya penelitian pertama dilakukan melalui pengamatan
  2. sbg metode pembantu dalam penelitian yang sifatnya sudah lebih mendalam
    • biasanya dijadikan sbg metode pembantu untuk menunjang wawancara sebagai metode utama
  3. sbg metode utama dalam penelitian
    • spt tingkah laku bayi



D. JENIS-JENIS OBSERVASI
pada dasarnya tidak dapat dibuat secara mutlak, namun untuk memudahkan dalam melakukan observasi, maka dibuatlah penggolongan tersebut. perbedaan jenis observasi lebih terletak pada gradasinya saja.

  • berdasarkan prosedur dan pelaksanaannya, Pauline Young membagi observasi menjadi 2 jenis yaitu:
    • controlled observation (observasi terstruktur)
      • adl observasi yg prosedur dan pelaksanaannya sangat ketat dan biasanya dibantu alat-alat peka. selain itu, biasanya sebelum observasi yg sebenarnya dilakukan, terlebih dahulu diadakan simulasi-simulasi
    • uncontrolled observation (observasi tdk terstruktur)
      • adl proses observasi yg dilakukan secara spontan terhdap suatu gejala tertentu tanpa menggunakan alat-alat yg peka atau pengontrolan kembali
  • berdasarkan hubungan antara observer dan gejala yg diobservasi, baik terstruktur maupun tidak tersruktur dibedakan menjadi:
    • observasi partisipan
      • observer terlibat dengan situasi/lingkungan dimana gejala terjadi
    • observer nonpartisian
      • observer memperlakukan dan mempersiapkan dirinya sedemikian rupa sehingga dirinya tidak terlibat dlm situasi, lingkungan, dan gejala yg diamati



E. KEUNTUNGAN METODE OBSERVASI

  1. memungkinkan perekaman gejala-gejala apa adanya
  2. dapat mengetes kebenaran dan keyakinan peneliti, kebenaran data, dan menghapus keraguan adanya bias
  3. ada studi sosial/psikologis yg tidak mungkin menggunakan metode lain, mis. meneliti perilaku bayi, anak-anak, orang cacat mental, orang dengan gangguan jiwa
  4. observasi tdk tergantung pada kemauan objek ug diobservasi utk melaporkan atau menceritakan masalahnya, mis. bila mengobservasi org yang akan ujian, maka tdk perlu menanyakan apakah org yg diobservasi bersedia atau tdk untuk diobservasi
  5. mampu memahami tingkah laku yg kompleks
  6. memperoleh gambaran berbagai tingkah laku dalam waktu yg bersamaan



F. KELEMAHAN OBSERVASI

  1. observasi sangat tergantung pada individu yg melakukan observasi
    • terjadi Hallo Effect, tanpa pengarahan akan menghasilkan penilaian yg subjektif, dimana observer cenderung menilai dengan mengeneralisasikan penilaian (positif atau negatif)
    • ada refleksi observer, ikut berpengaruhnya struktur kepribadian observer, yg tercermin dalam hasil observasinya thd org yg diobservasi
    • pengamatan bersifat selektif, berkaitan dg penglihatan scr fisiologis, juga berkaitan dg minat dimana observer cenderung mengamati hal-hal yg menonjol atau yg ingin diamati saja
      • mengatasi kelemahan ini dg cara berikut:
    • merumuskan tujuan penelitian scr sangat terperinci dan menuangkannya kedalam pola-pola tingkah laku yg akan diobservasi scr jelas dan tajam
    • melakukan perekaman hasi observasi yg dibantu dg alat-alat lain seperti kamera, dsb
    • melakukan observasi dengan 2 observer atau lebih yg berbeda latar belakang, disiplin, maupun pendidikannya
    • dalam melakukan observasi harus dilakukan prosedur kontrol yg teliti, mis. diuraikan scr jelas apa yg harus diobservasi, bagaimana merekamnya, alat apa yg digunakan, dan bgaimana menulis laporannya. itu menjamin agar observasi dapat diulang kembali
  2. observer dipengaruhi oleh responden yg diamati
    • terjadi Hawthorne effect, yaitu kecendrungan individu untuk mengatur tingkah lakunya agar tampak lebih baik, sehingga beda dg kondisi aslinya
  3. observasi bersifat terbatas, harus menunggu munculnya gejala yg akan diobservasi, mis. mengobservasi ekspresi emosi anggota keluarga raja saat penguburan raja-raja di Tanah Toraja
  4. sebagai metode, observasi terbatas oleh kurun waktu, mis. meneliti riwayat hidup seseorang
  5. observasi tdk mampu menjelaskan dinamika tingkah laku, mis. meneliti org marah, hanya melihat org tsb cemberut, wajah memerah, mata melotot, dsb tetapi tdk mengetahui mengapa ia marah
  6. observasi tdk mampu menggali ide, perasaan, sikap, dan tanggapan seseorang
  7. tidak banyak bidang yg dapat diteliti dg menggunakan observasi sbg metode utama
  8. jika menggunakan alat, maka kelemahannya adalah:
    • biaya mahal
    • tdk semua org dapat menggunakan alat bantu (perlu keahlian khusus)
    • bisa menimbulkan kecurigaan dari responden -- perlu diantisipasi



G. SYARAT OBSERVASI SEBAGAI METODE ILMIAH

  1. observasi harus dipergunakan dan dirumuskan menurut tujuan penelitian tertentu (ada kerangka teori tertentu, ada perumusan masalah, ada teknik-teknik tertentu)
  2. observasi harus direncanakan secara sistematis
  3. observasi harus "dicatat" secara sistematis 
  4. observasi harus diperiksa/diulang kembali, terutama validitas dan reliabilitasnya
  5. observer harus objektif
  6. observer harus dapat memisahkan antara fakta dan interpretasi
  7. oberver harus memiliki pengetahuan yg cukup tentang apa yg akan diobservasi
  8. observer harus menentukan tujuan observasi berikut aspek-aspeknya
  9. observer harus memiliki kualitas pribadi spr sabar, toleran, menyenangi tugasnya, mampu bekerja dg waktu yg lama, mampu mengatsi perasaan, mempunyai rasa ingin tau, dan mudah menyesuaikan diri



H. SUASANA PSIKOLOGIS
saat melakukan observasi biasanya ada suasana psikologis yg terjadi:

  1. pada observer
    • gembira sekaligus cemas menghadapi hal baru
    • stres, khawatir kehadirannya akan mempengaruhi apa yg akan diobservasi
    • harus berperan serta sekaligus menarik diri agar mampu melihat persoalan
  2. pada responden:
    • bila merasa diamati, responden bertingkah laku tdk biasa
    • feedback dr observer mungkin mempengaruhi cara responden bertingkah laku
karena suasana psikologis bisa mempengaruhi jalannya observasi, maka perlu diatasi dg cara:
  • observer harus terlebih dahulu mengenali tempat yg paling leluasautk melakukan observasi
  • observer harus datang lebih awal dr responden dan tdk meninggalkan tempat sebelum kegiatan yg dilakukan responden selesai
selain itu perhatikan beberapa hal:
  • usahakan responden tdk mengetahui dirinya sedang diobservasi
  • rumuskan apa yg akan diobservasi
  • hindari prasangka dan subjektif
  • gunakan alat mencatat hasil observasi agar lancar
  • lakukan penafsiran/interpretasi hanya bila diobservasi sudahs selesai dilakukan
  • lakukan prosedur kontrol yg teliti



I. PENENTUAN TUJUAN OBSERVASI
tujuan observasi harus bisa menggambarkan What, who, where, when, dan how

  • what: apa yg akan diobservasi; berkaitan dg tingkah laku yg akan diamati dan dicatat oleh observer
    • tingkah laku yg diamati adl yg dpat didengar, dilihat, dihitung, dan diukur. dibagi menjadi:
      • tingkah laku verbal: tingkah laku yg berupa ungkapan kata-kata
      • tingkah laku nonverbal, meliputi:
        • tingkah laku statis: tingkah laku yg tdk mengalami perubahan dr waktu ke waktu dg cepat, meliputi keadaan fisik, suara, dan performance
        • tingkah laku dinamis: tingkah laku yg dapat berubah dr waktu ke waktu, meliputi ekspresi wajah, gerakan tubuh, gesture, posture, orientasi ruangan, jarak, nada suara
    • pencatatan tingkah laku dikategorikan kedalam 2 jenis:
      • event sampling, mengamati beberapa aspek tingkah laku pada suatu saat tertentu, mis. seorg observer mencatat tingkah laku agresif seorg anak saat ia bermain dg temannya
      • time sampling, mengamati dan mencatat apa saja yg dilakukan individu dalam waktu tertentu, mis. dalam kel.bermain seorg observer mengamati seorg anak selama 5 menitdan mencatat tingkah laku apa saja yg dilakukannya
  • who: siapa yg diobservasi
  • where: dimana observasi akan berlangsung
    • hal ini berhbungan dg derajat kontrol yg dilakukan observer dan situasi observasi (setting):

  • when: waktu observasi dilakukan dan waktu pencatatan
    • mis. siang, malam, setiap setengah jam, setiap 10 jam, dsb
    • dibagi menjadi 2 jenis:
      • pencatatan langsung (immediate recording), pencatatan dilakukan ketika atau segera setelah pengamatan berlangsung
      • pencatatan retrospektif (retrospektif recording), pencatatan dilakuna setelah observasi selesai
  • how: bagaimana gejala ini diamati
    • berkaitan dg cara/teknik pengambilan data, yaitu melalui observasi partisipan atau observasi nonpartisipan
contoh lampiran:








sekian dan terima kasih
KEEP SPIRIT \(^O^)/



SUMBER
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195010101980022-SITI_WURYAN_INDRAWATI/PD2-Teori_Observasi.pdf

Sabtu, 24 Mei 2014

Psikodiagnostik: Tes proyeksi (review)

Diposting oleh Endah Ayu Apriliana di 01.38 0 komentar
Haiii...!!!! ketemu lagi diblog kali ini :)

Sebenernya tulisan kali ini harusnya masuk kategori review, tapi kayanya kok ribet ya jadinya ngeblog aja di baru deh, simple toh juga sama aja. Sumpah baru ini ngerasa psikodiagnostik seru banget deh, gak pake pusing, gak sampe iler tumpeh tumpehh..

Pertemuan kemaren itu mas seta ngasih tes ke kita, tes proyeksi diri gitu tapi yang simpel no ribet2. Mau coba gakk??? Nihhh aku kasih deh GRATIS...TIS..TIS..TIS....!!!!!!!!!!! tapi jangan langsung liat jawabannya dulu, tes duluu baru liat jawabannya, seru kok dijamin deh walaupun cuma dikit. INGAT! JANGAN LIAT JAWABANNYA DULU

TES 1
Tuliskan 3 macam binatang, pertama yang paling Anda sukai, kedua yang biasa-biasa aja, dan yang ketiga yang paling Anda benci. Lalu tuliskan kata sifat di setiap binatang tersebut 3 saja, kalo lebih juga gapapa. maksudnya kata sifat disini seperti misalnya: bekicot --> lambat, bau, dst. 


TES 2
urutkan kata-kata dibawah ini sesuai dengan yang Anda sukai!



TES 3
Tuliskan kata sifat minimal 2 buah dari kata-kata berikut:
Dog:...                   coffee:...
Cat:...                    sea:...
Rat:...
misalkan saja dog --> suka bermain dan berlari (sama seperti tes 1)

TES 4
pikirkan orang yang penting dalam hidup Anda, pilih 5 yang sangat berpengaruh dalam kehidupan Anda. masukkan atau kategorikan mereka  kedalam warna-warna berikut.


yappp! cuma ada 4 buah aja tesnya, itu merupakan tes proyeksi kalian. yukss kita liat jawabannya dibawah :D















TES 1
binatang yg Anda sukai: bagaimana orang melihat Anda
binatang yg biasa saja: bagaimana orang berpikir tentang Anda (how people think observe you)
binatang yg Anda benci: itulah Anda

bingung? merasa marah untuk bagian terakhir atau emang bener?hahaha. untuk yg merasa aneh jangan marah dulu, itu emang bener (katanya mas seta). misalnya saja hasilnya "jorok" tetapi sebenernya kalian "gak jorok". tanpa kalian sadari ada saatnya kalian jorok dan itu emang bener-bener jorok. coba deh dipikir-pikir lagii...


TES 2
ini merupakan priorities in your life, so? apa yang kalian tulis pertama kali itulah yang lebih Anda prioritaskan. check this out!
horse: family
tiger: pride
sheep: love
cow: carier
pig: money


TES 3
udah ditulis kata-kata sifatnya? sifat-sifat diatas itu menunjukkan...
dog: own personality
cat: personality of your partner
rat: personality of your enemy
coffee: how you interpret about sex
sea: implies your own life


TES 4
tadikan disuruh mengkategorikan orang-orang yang penting dan berpengaruh dalam hidup kalian, nah ini dia maksud dari mengkategorikan:
yellow: orang yang gak akan pernah kalian lupakan
orange: sahabat sejati kalian (your true friend)
red: who you really love
white: your twin soul
green: seseorang yang you will remember for the rest of your life (due to past -- good or bad experiences, lesson, etc)


yapp, udah tau kan jawabannya, gimana? sebenernya ada dua lagi, yaitu kalian mendeskripsikan diri kalian, curhat ato apalah sama gambar orang. waw! gambar orang emang orang psikolog banget ya, haha (amin jadi psikolog). aku cuma bisa ngejelasin gambaran umum tentang gambar orang.
  • jika kalian disuruh menggambarkan dikertas, kertas itu merupakan lingkungan kalian, letak yang kalian gambarkan tersebut merupakan Anda dalam lingkungan Anda seperti apa
    • jika letaknya di sebelah kiri, anda merupakan orang yang introvert.
      • kalo gambarnya kiri atas itu tipenya lebih menghayal, imajinatif --> future
      • kalo gambarnya kiri bawah itu tipenya lebih ke masa lalu, kaya gak bisa move on gitu haha
      • kalo gambarnya kiri tengah, anda bisa mengimbangi antara past and future
    • jika letaknya di sebelah kanan, anda merupakan orang yang ekstrovert.
      • sama seperti diatas tentang atas, bawah, dan tengahnya
    • jika digambarkan bentuknya seperti ini:

  • semakin besar gambar, punya keinginan untuk diperhatikan atau mendominasi atau otoritas besar
  • gambar kepala:
    • ketika menggambar kepalanya duluan, berarti dia lebih ke arah intelektual
      • large head: paranoid, nasis, egonya sangat terkontrol, sangat mengontrol perilakunya, potensial stres lebih tinggi
  • gambar muka:
    • ekspresi gambar menunjukkan problem sosialnya
    • jika matanya besar/tidak proporsional dengan wajah itu merupakan tipe paranoid --> memandang kepribadian
    • hidung: simbol sex
    • dagu
      • jika menggambar dagu: dominan, ingin menguasai
      • jika tidak menggambar dagu: kurang responsible
    • bibir: masalah verbal
    • mulut: orang yg omongannya tajam/blak-blakan --> kalo menggambarnya berkali-kali (hapus-gambar-hapus-gambar)
      • kalo ada giginya: tipe agresi
    • rambut, jika menggambarnya berulang-ulang, tebal, ato heboh --> masih kekanak-kanakan


nahh itu merupakan salah satu tes proyeksi yang dipelajari kali ini. tes proyeksi sendiri merupakan proyeksi diri Anda, bisa menggambarkan past or future. remember that, SEE YAA!




KEEP SPIRIT! \(^o^)/

Rabu, 14 Mei 2014

Psikodiagnostik: Tes Kepribadian

Diposting oleh Endah Ayu Apriliana di 04.01 1 komentar
Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam individu atas sistem-sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya (Allport, dalam buku teori-teori sifat dan behavioristik). Kepribadian adalah pola karakteristik yang menetap dan menghasilkan konsistensi dan individualitas bagi seseorang. Kepribadian mencakup perilaku yang membuat masing-masing individu unik yang membedakan satu individu dengan individu lainnya (Robert S. Feldman, 2012)

Tes Kepribadian menggambarkan kepribadian seseorang pada area seperti, konsep diri, kontrol implus, uji realitas, dan pertahanan utama (Adams & Culbertson, 2000). Tes kepribadian merupakan suatu alat ukur yang disusun untuk mengungkap kepribadian seseorang. Untuk menggunakan suatu alat ukur kepribadian perlu melihat landasan teoritisnya sehingga dapat menggunakan alat tersebut dengan tepat

Prosedur yang terkait dengan isi
Prototype inventori kepribadian laporan diri adalah lembar data pribadi Woodworth, yang dikembangkan untuk digunakan selama perang dunia I . sesuai dengan itu Woodworth mengumpulkan informasi yang menyangkut simpton neurotis da praneurotis dari kepustakaan psikiatris seperti halnya melalui konferensi dengan para psikiater. Dalam seleksi akhir atas butir- butir soal-soal ini, Woodworth menerapkan pemeriksaan statistic.contoh modern dari pendekatan yang terkait dengan isi terhadap perkembangan inventori laporan diri adalah Sympton Checklit 90 Revised ( SCL 90 R-Derogatis 1994). SCL 90 dirancang untuk menyaring masalah- masalah sosial dan simpton psikopatologi. Keuntungan utama dari pendekatan terkait dengan isi pada perkembangan inventori kepribadian terletak pada kesederhanaan dan sifat langsung dari metode ini.

MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY
Contoh terkenal tentang pemasukan kriteria empiris dalam penyususnan tes kepribadian adalah Minnesota multiphasic personality inventory (MMPI). Dihasilkan pada tahun 1930-an oleh Starke R. Hathaway, seorang psikolog klinis dan J. Charnley McKinley, seorang neuropsikiater, MMPI pada awalnya diterbitkan sebagai rangkaian artikel pada tahun 1940-an untuk berfungsi sebagai alat bantu dalam proses diagnosis psikiatris

MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY 2
Butir butir soal MMPI-2 terdiri dari 567 pernyataan afirmatif yang ditanggapi peserta tes “benar” atau “salah” . butir-butir soal mempunyai rentang luas dalam isi, mencakup motorik, sikap sksual, politis, dan sosial; pertanyaan-pertanyaan tentang pendidikan, pekerjaan, keluarga dan pernikahan serta banyak manifestasi perilaku neurotis atau psikotis yang dikenal, seperti keadaan obsesif dan kompulsif, delusi, halusinasi, ide-ide rujukan, fobia, kecenderungan sadistis serta masokis

MINNESOTA MULTIPHASIC PERSONALITY INVENTORY ADOLESCENT
MMPI-A adalah bentuk baru MMPI yang dikembangkan secara spesifik untuk digunakan pada remaja. Butir- butir soal dan skala mencakup bidang yang secara spsifik relevan bagi mereka, seperti masalah sekolah dan keluarga dan diatas segala-galanya, persyaratan norma kecocokan usia

CALIFORNIA PSYCHOLOGYCAL INVENTORY
CPI dikembangkan secara khusus untuk digunakan pada populasi orang dewasa. Dalam revisi terakhir, CPI edisi ketiga terdiri dari 434 butir soal yang harus dijawab “ benar” atau “salah” dan menghasilkan skor pada 20 skala

INVENTORI KEPRIBADIAN UNTUK ANAK-ANAK
Meskipun tidak menggunakan butir soal atau data MMPI, Personality Inventory for Children (PIC) disusun dengan metodologi umum yang sama seperti MMPI dan CPI. PIC dikembangkan melalui 20 tahun riset oleh sekelompok peneliti pada Universitas Minnesota yang secara mendalam terpengaruh oleh dasar pemikiran dan penggunaan klinis MMPI. PIC dirancang untuk anak-anak dan remaja yang berusia antara 3 sampai 16 tahun. Perbedaan utama antara PIC dan MMPI berhubungan dengan cara informasi itu diperoleh; butir- butir soal kuesioner benar salah dijawab tidak hanya oleh anak bersangkutan, tetapi oleh remaja yang pengetahuannya luas,  biasanya si ibu. Prosedur ini konsisten dengan praktik umum dalam klinik anak-anak yang mewawancarai orang tua sebagai sumber informasi utama tentang masalah dan sejarah kasus anak. Inventori ini sesungguhnya menyediakan cara sistematis untuk mengumpulkan informasi semacam itu dan menafsirkannya dalam kaitan dengan data normatif dan diagnosis


Analisis faktor dalam pengembangan tes
KUESIONER ENAM BELAS FAKTOR KEPRIBADIAN (16 PF). Berdasarkan riset faktorial mereka, Cattel dan rekan-rekan kerjanya telah mengembangkan sejumlah inventori kepribadian, dan yang paling dikenal adalah Sixteen Personalty Factor Questioner yang sekarang sudah memasuki edisi kelima. Diterbitkan pertama kali pada tahun 1949, 16 PF dirancang untuk umur 16 keatas dan menghasilkan 16 skor dalam ciri- ciri seperti keberanian sosial, dominasi, kewaspadaan, stasibilitas emosional, dan kesadaran peraturan

MODEL LIMA FAKTOR.  Model lima factor telah mengembangkan sebuah tes yang cocok dengan versi model mereka. Dalam edisi sekarang, Revised NEO Personality Inventory” yaitu:

  • neurotisme
    • kecemasan
    • permusuhan
    • depresi
    • kesadaran diri
    • sifat impulsive
    • kerentanan
  • ekstraversi
    • kehangatan
    • suka berteman
    • sifat asertif
    • aktivitas
    • mencari kesenangan
    • emosi positif
  • keterbukaan terhadap pengalaman
    • fantasi
    • estetika
    • perasaan
    • tindakan
    • gagasan
    • nilai
  • kecocokan
    • kepercayaan
    • sikap terus terang
    • altruism
    • kerelaan
    • kesederhanaan
    • hati yang lembut
  • sikap hati-hati
    • kompetensi
    • tatanan
    • sikap memenuhi tugas
    • pencapaian
    • disiplin diri
    • pertimbangan


KEEP SPIRIT \(^o^)/


sumber:
Anastasi Annne, Urbina Susanna. Tes Psikologi. 2007. Jakarta: PT: Indeks
 

me with my little story Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review