Minggu, 23 Maret 2014

Psikodiagnostik: Tes Psikologi

Diposting oleh Endah Ayu Apriliana di 16.06
A. Pengertian Tes Psikologis
kata tes berasal dari bahasa latin, testum artinya alat untuk mengukur tanah. dalam bahasa prancis kuno kata tes artinya ukuran yang digunakan untuk membedakan emas dan perak dari logam-logam yang lain. tetapi lama kelamaan arti tes menjadi lebih umum dalam psikologi. kata tes mula-mula digunakan oleh J.M Cattell pada tahun 1890 namun sampai sekarang belum ada keseragaman para ahli mengenai pengertian apakah tes itu.
  1. Anne Anastasi (1990): a Psychological test essentially an objective and standardized measure of a sampel of behavior
  2. Lee J. Cronbach (1984): a testis a systematic procedure for comparing the behavior of two or more person
  3. Peter & Shetzer (1974): tes sebagai suatu prosedur yang sistematis untuk mengobservasi tingkah laku individu dan menggambarkan tingkah laku itu melalui skala angka atau sistem kategori
  4. Philip L. Harriman (1963): any task (series of task) that yield a score which may be compared score made by other individuals
  5. Soemadi Soeryabrata (1984): pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus dijalankan yang berdasar atas bagaimana testi menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu, penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standard atau testi yang lain
B. Syarat Tes Psikologi yang baik
  • valid
    • suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut benar-benar dapat mengukur atau memberti gambaran tentang apa yang diukur
  • reliabel
    • suatu tes dikatakan reliabel apabila hasil yang dicapai tidak menunjukkan perubahan yang berarti walaupun diadakan tes lebih dari sekali. sebab itu ada 3 hal yang berpengaruh yaitu: alat pengukur itu sendiri, testi, dan tester
  • distandardisasikan
    • bertujuan supaya setiap testi mendapat perlakuan yang benar-benar sama, sehingga dengan demikian suatu testi yang dites mendapat perlakuan yang sama
  • objektif
    • suatu tes dikatakan objektif apabila pendapat tau pertimbangan tester tidak berpengaruh dalam hasil testing
  • diskriminatif
    • suatu tes dikatakan diskriminatif bila mampu menunjukkan perbedaan yang kecil dari sifat atau faktor tertentu dari individu yang berbeda-beda
  • komprehensif
  • mudah digunakan
C. Tujuan Tes Psikologis
  • tes dengan tujuan riset
    • mis. penyusunan tes, riset untuk mengetahui sifat-sifat psikologis tertentu pada sekelompok individu, riset untuk pemecahan masalah sosial tertentu, dsb
  • tes dengan tujuan diagnosis psikologi
    • diagnosis untuk seleksi
    • diagnosis untuk penempatan
    • diagnosis untuk motivating
    • diagnosis untuk keperluan pemilihan jabatan dan pendidikan
    • diagnosis untuk keperluan bimbingan dan konseling
    • diagnosis untuk terapi
D. Keterbatasan penggunaan tes psikologis
  • ketidaktepatan instrumen
    • tes hanya terbatas dalam mengungkap aspek perilaku individu
  • reaksi-reaksi terhadap situasi testing
    • mis. nervous, takut, dsb
  • kondisi-kondisi fisik dari testing
    • dianjurkan agar tes dilaksanakan dalam ruangan yang tenang dengan penerangan yang cukup memadai, meja yang permukaannya rata, terhindar dari kegaduhan, dsb
E. Psinsip Penggunaan tes psikologis
Brammer & Shostrom (1982) mengemukakan beberapa prinsip penggunaan tes dalam bimbingan dan konseling, diantaranya:
  1. Kaidah pertama dari penggunaan tes ialah mengetahui tes secara menyeluruh.
  2. Eksplorasi terhadap alasan individu menginginkan tes dan pengalaman individu dalam tes yang pernah diterimanya.
  3. Perlu pengaturan pertemuan interpretasi tes agar individu siap untuk menerima informasi yang benar  dan tidak menyimpang.
  4. Arti skor tes harus ditetapkan secepatnya dalam diskusi.
  5. Kerangka acuan hasil tes hendaknya dibuat dengan jelas.
  6. Hasil-hasil tes harus diberikan kepada induvidu, bukan dalam bentuk skor tapi dalam bentuk deskriptif.
  7. Hasil-hasil tes harus selalu terjebak. Cara yang digunakan untuk memulai prinsip ini ialah hasil tes harus disajikan secara tentatife.
  8. Guru pembibingan atau konselor hendaknya bersikap.
  9. Guru pembimbing atau konselor hendaknya memberikan interpretasi secara jelas dan berarti.
  10. Hasil-hasil tes harus memberikan prediksi dengan tepat.
  11. Dalam face intrepretasi tes, perlu adanya partisipasi dan evaluasi dari individu.
  12. Intrepretasi skor yang rendah kepada individu norma hendaknya dilakukan dengan hati-hati.Tingkat konseptual yang  tepat untuk menyusun interpresi tes dalam bentuk kata-kata adalah sangat penting jika individu mengerti hasil-hasil tes
F. Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Tes Psikologis
keberhasilan penggunaan tes untuk tujuan bimbingan dan konseling dipengaruhi oleh beberapa faktor tertentu. menurut Bezanson & Monsebraaten (1984), faktor yang mempengaruhi yaitu:
  1. latar belakang budaya
  2. latar belakang sosial-ekonomi
  3. pendidikan yang diperoleh di sekolah atau latihan formal
  4. persiapan tes atau pengalaman tes
  5. kepribadian
    1. motivasi
    2. kecemasan
    3. kesehatan fisik
      1. cacat fisik
      2. kesehatan pada umumnya
    4. karakteristik tes
      1. tes kecepatan vs tes kemampuan
      2. tebakan
      3. pola item
    5. pelaksanaan
      1. pelaksanaan
      2. lingkungan (kondisi-kondisi testing)
Sekian dan terima kasih. KEEP SPIRIT \(^o^)/


sumber:
http://bukunnq.wordpress.com/tes-psikologi/
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195010101980022-SITI_WURYAN_INDRAWATI/TES_PSIKOLOGIS-tayangan.pdf

    0 komentar:

     

    me with my little story Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review