Minggu, 20 April 2014

Psikodiagnostik: tes kemampuan mental

Diposting oleh Endah Ayu Apriliana di 14.59
Aptitude atau kemampuan khusus
bakat adalah kemampuan untuk belajar atau untuk mengembangkan kemampuan di daerah (jika diberikan pendidikan atau pelatihan yg tepat). hal ini seperti bakat. contohnya adalah berbagai jenis penalaran, kemampuan artistik, koordinasi motorik, bakat musik. ada tes bakat yang mengukur kemampuan mekanik dan bahasa, serta ketrampilan yg spesifik, , sepeerti penerbangan militer dan pemrograman komputer. contoh tes bakat:

  • Tes Differential Aptitude (DAT)
    • DAT memiliki item yg mengukur kemampuan numerik, penggunaan bahasa, penalaran mekanik, dan penalaran abstrak
Kecerdasan
adalah kemampuan mental secara umum yg melibatkan kemampuan untuk berpikir, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami ide-ide dan bahasa, dan belajar. kemampuan intelektual melibatkan pemahaman; memhami, dan belajar dari pengalaman. tes kecerdasan yang bertujuan untuk menilai kemampuan intelektual yang mendasari seseorang.
  • tes kecerdasan kelompok
    • diberikan kepada kelompok. kebanyak mengukur bagaimana kinerja intelektual seseorang membandingkan dg orang lain dikelompok usia yg sama. contoh: Kaufman Remaja dan Dewasa Skala Intelijen dan Raven Standard Progressive Matrices (satu set nonverbal tugas)
  • tes kecerdasan individu
    • diberikan satu-satu dan memberikan gambaran rinci tentang kemampuan intelektual individu, terutama untuk klinis (diagnostik). contoh: WAIS dan Stanford-Binet Intelligence
Prestasi
tes prestasi mengukur sejauh mana seseorang telah "mencapai" sesuatu, memperoleh informasi tertentu, atau menguasai ketrampilan tertentu - biasanya sebagai hasil dari instruksi atau pelatihan yg dibuat. hal ini dirancang untuk efisien mengukur jumlah pengetahuan/ketrampilan seseorang telah diperoleh, biasanya sebagai hasil instruksi kelas. contoh: Wide Achievement Range Test

Kepribadian
kepribadian adalah cara karakteristik individu menganggapi orang, hal, atau peristiwa. hal ini umumnya dicirikan sebagai bervariasi sepanjang dimensi introversi, ektroversi, conscientiousness, dan neurocism. kepribadian sbg konstruksi psikologis.

Tes Kemampuan Mental
kemampuan mental (mental ability) adalah istilah yang masih sering digunakan untuk beberapa pengertian yang tidak sepenuhnya sama. kemampuan mental bisa diartikan sebagai:


  1. intelegensi umum, dimana tidak mencakup bakat seseorang
  2. kemampuan yang meliputi baik intelegensi umum maupun bakat dalam bidang numeric, spasial dan sebagainya
Intelegensi mengacu pada masalah-masalah yg bersifat umum yang didapat dari hal-hal yang spesifik. sedangkan bakat mengacu pada hal yg bersifat spesifik. tes intelegensi biasanya digunakan sebagai alat screening awal yang diikuti tes bakat khusus. pengukuran dan interpretasi tes kemampuan mental harus dilakukan dengan memperhatikan teori yg digunakan dalam menyusun tes yang bersangkutan.

Teori dasar Intelegensi
beberapa pendapat mendasari tentang pengertian intelegensi secara detail, akan di paparkan sebagai berikut:

  1. teori uni faktor atau teori kapasitas umum
    1. Teori William Stern ini hanya berisi satu faktor, yaitu kapasitas umum (G). G yang dimiliki secara natural dapat memecahkan multi problem. Semua orang lahir dengan jumlah G yang berbeda, dan lingkungan seseorang akan menentukan aktivitas yang dianggapnya paling baik (Hendyat, 2002)
  2. teori dua faktor
    1. Teori Charles Spearman ini berisi dua faktor,yaitu kapastias umum (g) yang berfungsi dalam setiap tingkah laku mental individu dan intelegensi khusus (s) menentukan tindakan-tindakan mental untuk mengatasi permasalahan. Orang yang memiliki jumlah serta jenis faktor G yang luas akan memiliki kapasatas untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan (Wasty, 1990).
  3. teori sampling
    1. Menurut teori Godfrey H. Thomson ini, intelegensi merupakan berbagai kemampuan sampel. Manusia menguasai berbagai bidang pengalaman, masing-masing bidang hanya dapat dikuasai sebagian saja, dan ini mencerminkan kemampuan mental manusia yang terbatas (Wasty, 1990).
teori kemampuan mental primer atau teori multi faktor
Thurstone (dalam Hidayat, 2002) menyebutkan bahwa faktor-faktor intelegensi sebagai kemampuan mental primer yang terdiri atas kemampuan: verbal, numerikal, ruang, memori, penalaran, penguasaan kata, dan kecepatan perseptual. Masing-masing faktor diuraikan sebagai berikut:
  • Verbal, yaitu kemampuan yang menyangkut pengertian terhadap ide-ide yang diekspresikan dalam bentuk kata
  • Numerikal, yaitu kemampuan yang digunakan seseorang apabila menambahkan, mengurangkan, mengalikan dan membagi angka-angka
  • Ruang, kemampuan ini berkaitan dengan ketepatan menafsirkan ukuran terhadap obyek sesuai dengan perbandingan dimensinya
  • Memori, kemampuan kecakapan memproduksi pengalaman masa lalu dalam proses mental
  • Penalaran, yaitu kecakapan mengadakan analisa terhadap obyek pikir yang terjadi melalui proses mental
  • Penguasaan kata, kemampuan untuk dapat berbicara dan membaca dengan mudah
  • Kecepatan perseptual, kemampuan untuk mengambil kesan sesaat terhadap obyek pada saat seseorang mengadakan pengamatan
Intelegensi seseorang dapat berkembang dengan baik, apabila dipengaruhi oleh faktor-faktor sbg berikut:
  1. Pembawaan, yaitu faktor yang ditentukan oleh sifat-sfiat yang dibawa sejak lahir
  2. Kematangan, yaitu faktor yang berhubungan erat dengan umur
  3. Pembentukan, yaitu segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi
  4. Minat, yaitu faktor yang mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu
  5. Kebebasan, yaitu faktor yang membuat manusia dapat memilih cara-cara tertentu dalam memecahkan masalah 
Kelima faktor tersebut diatas saling terkait didalam menentukan intelegen atau tidaknya seseorang. Sehingga kita tidak dapat hanya berpedoman pada salah satu faktor saja, melainkan pada keseluruhan faktor dalam menentukan perbuatan intelegen seseorang.

Hendyat (2002) mengemukakan bahwa pengukuran intelegensi dapat dilakukan dengan cara melakukan tes intelegensi yaitu untuk mengukur kemampuan terutama tingkah laku yang diharapkan pada saat tes itu dibuat dan laksanakan. Pengukuran intelegensi pertama kali dilakukan oleh Binet dan Simon, dikenal dengan nama tes Binet-Simon. Pada tes ini memperhatikan dua hal, yaitu:
  1. Umur kronologis (cronologis age disingkat CA), yaitu umur seseorang yang ditunjukkan dg kelahirannya
  2. Umur mental (mental age disingkat MA) yaitu umur kecerdasan yang ditunjukkan oleh hasil kemampuan tes akademik
Untuk mengukur tingkat intelegensi (Intelegence Quotien disingkat IQ) ditunjukkan dengan perbandingan umur mental dengan umur kronologis. Perbandingan kecerdasan ini secara matematis dapat ditulis:

IQ = MA/CA

Untuk memudahkan perhitungan, orang mengalikannya dengan 100% dan kemudian meniadakan %-nya. Sehingga didapat rumus:

IQ = MA/CA x 100

Penilaian atau skor tes diperoleh dari hasil pengerjaan tes pada periode tertentu. Dan skor tes hanyalah menggambarkan keadaan sesuai dengan lingkup materi yang dimasukkan dalam tes itu.

Berpijak dari pengertian intelegensi diatas, maka jelaslah bahwa intelegensi sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan belajar siswa. Hendyat (2002) mengemukakan bahwa pada umumnya skor tes intelegensi memiliki korelasi yang tinggi dengan prestasi akademik di sekolah. Pendapat di atas dibenarkan oleh Wasty (1990) dari hasil penelitiannya, bahwa IQ seseorang berhubungan dengan tingkat pendidikannya.

Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula skor IQnya. Meskipun intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar, namun pendapat-pendapat serta hasil penelitian tersebut di atas cukup untuk menunjukkan bahwa intelegensi berpengaruh terhadap prestasi siswa.



Sumber:
http://psychology.ucdavis.edu/sommerb/sommerdemo/stantests/mental.htm

0 komentar:

 

me with my little story Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review